Jebak Nyamuknya, DBD harus dibasmi!

Lima mahasiswa Undip membuat jebakan nyamuk untuk membasmi serangga penyebab penyakit DBD tersebut. (Foto: Undip)JAKARTA - Ada banyak cara untuk mencegah penyakit demam berdarahdengue (DBD). Sayang, pengendalian nyamuk penyebab penyakit tersebut masih menitikberatkan penggunaan insektisida kimia.

Melihat keadaan tersebut, lima mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu melahirkan inovasi baru. Heri Cahyono, Faizal Romadhon, Febiani Dwi Utari, Rahmatika Luthfiani S, dan Tuty Indraswari mengembangkan Jebakan Penghilang Nyamuk atau Jebluk yang mengunakan sistem ovitrap.

Ketua Tim Heri Cahyono mengatakan, terdapat beberapa program pencegahan dan pemberantasan nyamuk DBD. Mulai dari pengasapan (fogging), Repelan, Teknik Serangga Mandul (TSM), program 3M, yakni menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, dan mengubur barang-barang bekas, larvasidasi, dan ovitrap.

"Tetapi sampai sekarang pengendalian nyamuk masih dititikberatkan pada penggunaan insektisida kimia. Akibat penggunaan insektisida yang berulang-ulang menimbulkan masalah baru yaitu membunuh serangga bukan target dan timbulnya resistensi vektor (nyamuk menjadi kebal)," ujar Heri, seperti dinukil dari laman Undip, Jumat (21/3/2014).

Melihat keadaan tersebut, Heri dan kawan-kawan memutuskan untuk mencari cara pemberantasan nyamuk yang ramah lingkungan dan efektif. Mereka pun memutus siklus hidup Aedes aegypti dan Aedes albopictusdengan metode ovitrap.

"Untuk itulah kami memodifikasi ovitrap dengan mengembangkan Jebluk yang kami rasa sangat mudah dibuat secara mandiri oleh masyarakat. Bahan-bahan pembuatan Jebluk sangat mudah karena dapat menggunakan botol plastik mineral bekas, jerami, dan kasa aluminumyang tentunya mudah didapatkan di sekitar kita," paparnya.

Sebagai kawasan pendidikan, lanjutnya, Tembalang memiliki jumlah mahasiswa dan masyarakat yang besar pula. Dengan kepadatan yang tinggi, Kelurahan Tembalang memiliki banyak permasalahan. Salah satunya di bidang kesehatan.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang, kata Heri, Kecamatan Tembalang merupakan wilayah dengan kasus demam berdarah tertinggi di Kota Semarang. Oleh karena itu, Heri dan keempat rekannya siap menyosialisasikan inovasi tersebut kepada masyarakat luas, terutama di kawasan Tembalang.

"Kami sudah menyosialisasikan di masyarakat Tembalang. Ke depan, kami akan mensosialisasikan ke sekolah-sekolah dasar agar murid-murid dapat ikut mencegah demam berdarah dengan cara yang mudah dan menyenangkan," tutur Heri.

Inovasi kelima mahasiswa tersebut menuai apresiasi dari Rektor Undip, Sudharto P Hadi. Dia menilai, kreativitas tersebut merupakan wujud nyata dari kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap apa yang terjadi di lingkungannya

"Universitas sudah seharusnya menjadi pemecah masalah di lingkungannya. Ini adalah salah satu jawaban persoalan warga Tembalang mengenai tingginya jumlah penderita DB. Tidak hanya itu, Undip juga memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat dengan program pengabdian masyarakat, seperti pendampingan terhadap kelompok tani cinta bunga," kata Sudharto.

Dia optimistis, inovasi lima sekawan itu akan mengantarkan mereka menjadi jawara dalam kompetisi tahunan, Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) 2014. "Semoga penelitian mahasiswa Teknik Kimia ini dapat mengantarkan mereka untuk menjadi juara di Pimnas tahun ini yang diselenggarakan di Undip," imbuhnya. (rfa)

Sumber : http://kampus.okezone.com/read/2014/03/20/372/957916/jebak-nyamuknya-basmi-dbd-nya

Tolong dibaca terlebih dahulu !

Anda sedang membaca artikel tentang Jebak Nyamuknya, DBD harus dibasmi! dan anda bisa menemukan artikel Jebak Nyamuknya, DBD harus dibasmi! ini dengan url https://dwiwahyufebrianto.blogspot.com/2014/03/jebak-nyamuknya-dbd-harus-dibasmi.html, Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Jebak Nyamuknya, DBD harus dibasmi! ini sangat bermanfaat bagi teman-teman Anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link postingan Jebak Nyamuknya, DBD harus dibasmi! sebagai sumbernya.