MERDEKA.COM, Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan menggerebek pabrik penggilingan daging babi yang diolah menjadi bakso di Cipete, Jakarta Selatan. Menurut Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, Dinas Perdagangan DKI Jakarta harus bertanggungjawab.
"Dalam hal ini, secara umum Dinas Perdagangan harus meningkatkan pengawasan pasar dari hulu sampai hilir, dari rumah penjualan, penggilingan daging hingga ke pasar. Karena itu kan sudah menjadi tanggung jawabnya," ujar Tulus saat dihubungimerdeka.com, Rabu (12/12).
Tulus mengatakan Dinas Perdagangan juga bisa memicu penyimpangan yang dilakukan pedagang khususnya penjual bakso. Produsen bakso menggantikan daging sapi menjadi daging babi untuk meraup keuntungan yang lebih besar.
"Yah, tidak bisa dipungkirilah harga daging sapi kan lebih mahal dari daging babi. Ketika daging sapi naik ini yang memicu penyimpangan para pedagang bakso untuk tetap bertahan dalam berjualan," katanya.
Dia mengingatkan, masyarakat jangan terbuai dengan iming-iming harga bakso murah. Sebenarnya, publik juga harus peka dengan keganjilan tersebut. "Kalau harganya murah mestinya konsumen juga bisa nalar masa harga daging sapi mahal kok penjual bakso jualnya malah murah. Itukan patut dicurigai, kalo memang ada dilingkunganya hal seperti itu lebih baik konsumen lebih kritis, bila perlu langsung melapor," pungkasnya.
Anda sedang membaca artikel tentang Daging sapi mahal, daging babi dipakai dan anda bisa menemukan artikel Daging sapi mahal, daging babi dipakai ini dengan url https://dwiwahyufebrianto.blogspot.com/2012/12/daging-sapi-mahal-daging-babi-dipakai.html, Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Daging sapi mahal, daging babi dipakai ini sangat bermanfaat bagi teman-teman Anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link postingan Daging sapi mahal, daging babi dipakai sebagai sumbernya.
0 komentar:
Posting Komentar