Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Perjalanan Mencari Cinta Spritual

Written By peb bryant on Senin, 03 Oktober 2011 | 09.02


Judul : Dimana Ada Cinta, Disana Tuhan Ada
Penulis : Leo Tolstoy
Penerjemah : Atta Verin
Penerbit : Serambi Ilmu Semesta
Edisi : Pertama, Februari 2011
Tebal : 200 halaman

Tak bisa dibayangkan, ketika kehidupan dipenuhi dengan cobaan, dijejali oleh penderitaan, diisi oleh kesepian, mesti akan terasa hampa. Kehidupan akan berbalik dari bahagia menjadi melankolis, dari perasaan senang menjadi sedih, dari canda tawa beralih menjadi gelisah dan duka.

Tentu semua orang menginginkan kebahagian, kesenangan, keceriaan dan keindahan. Tapi apa daya jika pada kenyataannya tak sesuai dengan apa yang diinginkan, jauh dari apa yang diharapkan. Jika sudah demikian, siapa yang patut disalahkan? Apakah mengubur diri dalam ketidakpastian, atau menyalahkan orang di sekeliling kita, atau bahkan berdemonstrasi pada Tuhan dengan omelan-omelan yang kasar?

Tentu tak demikian caranya. Leo Tolstoy, seorang sastrawan besar Rusia dalam novel ini memberikan cara yang baik dengan menunjukkan bahwa dalam setiap sendi kehidupan, di sana terdapat kasih Tuhan yang selalu menemani setiap hamba. Novel ini terdiri dari lima cerita terbaik Leo Tolstoy yang semuanya berisi ajaran untuk mengampuni dan berdamai dengan orang lain.

Salah satu cerita dalam novel ini, berkisah tentang seorang perajin sepatu bernama Martin Adveich, yang merasa kesepian setelah ditinggal mati istri dan putra semata wayangnya. Istri Martin meninggal dunia ketika ia masih tinggal dengan majikannya. Anak Martin tak ada yang hidup, semua anak yang lebih tua meninggal sejak masih kanak-kanak, yang hidup hanya anak terakhirnya, Kapiton. Namun Kapiton pun juga meninggal dunia.

Hal ini menjadikan hidup Martin Melankolis dan selalu mengeluh kepada Tuhan, mengomel agar Tuhan menghentikan hidupnya. Martin yang awalnya rajin ke gereja, menjadi malas karena merasa disiksa oleh Tuhan.

Setelah tujuh tahun Martin tak datang ke gereja, akhirnya ada seorang lelaki tua datang dari Biara Trinitas untuk menjenguk Martin. Lelaki itu menanyakan perihal ketidakmunculan Martin di gereja. Martin pun mengeluhkan akan kepedihan hidup yang ia alami. Akhirnya, lelaki tua itu menyuruh Martin untuk tak putus asa karena hidup hanya untuk Tuhan. Ketika hidup dipasrahkan pada Tuhan, maka tak akan pernah mengalami putus asa karena kesengsaraan hidup.

Novel ini adalah sebuah karya kitab klasik karya maestro sastra dunia, tak hanya melipur hati, namun mencerahkan dan menusuk relung jiwa dengan menyadarkan bahwa Tuhan tak perlu dicari-cari, ia hadir dalam diri setiap orang yang membutuhkan. Semua cerita dalam novel ini mengajarkan kebajikan mulia yang dikemas dengan piawai, apik nan indah dalam sebuah perjalanan cinta spritual.

Wildani Hefni, Pengelola Rumah Baca PesMa Darun Najah IAIN Walisongo Semarang


sumber : http://suar.okezone.com/read/2011/10/03/285/510083/perjalanan-mencari-cinta-spritual

Tolong dibaca terlebih dahulu !

Anda sedang membaca artikel tentang Perjalanan Mencari Cinta Spritual dan anda bisa menemukan artikel Perjalanan Mencari Cinta Spritual ini dengan url https://dwiwahyufebrianto.blogspot.com/2011/10/perjalanan-mencari-cinta-spritual.html, Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Perjalanan Mencari Cinta Spritual ini sangat bermanfaat bagi teman-teman Anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link postingan Perjalanan Mencari Cinta Spritual sebagai sumbernya.

0 komentar:

Posting Komentar