Ilustrasi. (Getty Images)
LONDON - Mahasiswa baru yang cerdas di Inggris dinilai tidak mampu menyusun esai karena panduan salah sejak sekolah. Menurut akademisi dari Cambridge University Robert Tombs, banyak mahasiswa yang harus berjuang menunjukkan bakat alami mereka dalam menulis. Pasalnya, ujian memerintahkan mereka untuk menulis dengan struktur tertentu.
Profesor sejarah ini memperingatkan bahwa mahasiswa “dilatih untuk menulis” dalam rumusan tertentu saat usia 11 hingga 18 tahun. Akibatnya, para siswa yang di kemudian hari menjadi mahasiswa ini tidak mampu mengartikulasikan ide mereka saat kuliah.
Hal ini diamini profesor David Abulafia. Menurut ahli sejarah Mediterania di Cambridge ini, bahkan mahasiswa yang cerdas mengalami kesulitan yang tak terbayangkan, bahkan jika dibandingkan teman sekelas yang level kecerdasannya di bawah mereka.
Hal ini dinyatakan Tombs dan Abulafia di sebuah seminar yang diselenggarakan oleh lembaga think tank Politeia, di tengah keprihatinan terhadap keterampilan dasar lulusan sekolah. Demikian seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (8/3/2012).
Tahun lalu, penelitian menunjukkan setengah dari pengusaha dipaksa untuk memberikan pelajaran perbaikan atas mata pelajaran tertentu. Pasalnya, para pelajar yang menyelesaikan wajib belajar mereka, memiliki kemampuan sangat rendah dalam bahasa Inggris dan matematika.
Menurut Tombs, banyak mahasiswa sarjana yang diajarkan untuk menulis esai hanya agar lulus ujian. “Salah satu hal yang kami perhatikan dalam esai mahasiswa adalah seberapa banyak kerusakan yang dilakukan dalam penggunaan struktur buatan untuk menulis esai,” katanya.
“Mereka dilatih menulis dengan cara tertentu, menghasilkan argumen dalam urutan tertentu dan tidak menulis ide sendiri atau menanggapi pertanyaan dengan cara yang baru dan original. Dan hal ini sangat merusak dan mencolok,” jelasnya.
Sementara Abulafia mengkhawatirkan fenomena kemampuan mahasiswa di Cambridge yang tidak tahu bagaimana menulis esai.
Pekan lalu, mantan kepala sebuah badan ujian (Edexcel), Jerry Jarvis memperingatkan bahwa banyak siswa yang terlalu banyak mendapatkan nilai A saat ujian akhir di sekolah. Jarvis menyerukan perombakan radikal dari sistem penilaian karena peraih nilai tertinggi "tidak lagi secara otomatis berarti siswa terbaik".
Abulafia mengatakan bahwa menulis esai juga menilai pembuatannya, tapi banyak siswa yang terlalu berjuang karena harus mengatasi tekanan mengejar nilai ujian yang layak.
(rhs)
Profesor sejarah ini memperingatkan bahwa mahasiswa “dilatih untuk menulis” dalam rumusan tertentu saat usia 11 hingga 18 tahun. Akibatnya, para siswa yang di kemudian hari menjadi mahasiswa ini tidak mampu mengartikulasikan ide mereka saat kuliah.
Hal ini diamini profesor David Abulafia. Menurut ahli sejarah Mediterania di Cambridge ini, bahkan mahasiswa yang cerdas mengalami kesulitan yang tak terbayangkan, bahkan jika dibandingkan teman sekelas yang level kecerdasannya di bawah mereka.
Hal ini dinyatakan Tombs dan Abulafia di sebuah seminar yang diselenggarakan oleh lembaga think tank Politeia, di tengah keprihatinan terhadap keterampilan dasar lulusan sekolah. Demikian seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (8/3/2012).
Tahun lalu, penelitian menunjukkan setengah dari pengusaha dipaksa untuk memberikan pelajaran perbaikan atas mata pelajaran tertentu. Pasalnya, para pelajar yang menyelesaikan wajib belajar mereka, memiliki kemampuan sangat rendah dalam bahasa Inggris dan matematika.
Menurut Tombs, banyak mahasiswa sarjana yang diajarkan untuk menulis esai hanya agar lulus ujian. “Salah satu hal yang kami perhatikan dalam esai mahasiswa adalah seberapa banyak kerusakan yang dilakukan dalam penggunaan struktur buatan untuk menulis esai,” katanya.
“Mereka dilatih menulis dengan cara tertentu, menghasilkan argumen dalam urutan tertentu dan tidak menulis ide sendiri atau menanggapi pertanyaan dengan cara yang baru dan original. Dan hal ini sangat merusak dan mencolok,” jelasnya.
Sementara Abulafia mengkhawatirkan fenomena kemampuan mahasiswa di Cambridge yang tidak tahu bagaimana menulis esai.
Pekan lalu, mantan kepala sebuah badan ujian (Edexcel), Jerry Jarvis memperingatkan bahwa banyak siswa yang terlalu banyak mendapatkan nilai A saat ujian akhir di sekolah. Jarvis menyerukan perombakan radikal dari sistem penilaian karena peraih nilai tertinggi "tidak lagi secara otomatis berarti siswa terbaik".
Abulafia mengatakan bahwa menulis esai juga menilai pembuatannya, tapi banyak siswa yang terlalu berjuang karena harus mengatasi tekanan mengejar nilai ujian yang layak.
(rhs)
source : http://kampus.okezone.com/read/2012/03/08/373/589527/mahasiswa-cerdas-di-inggris-tak-bisa-menulis-esai
Anda sedang membaca artikel tentang Mahasiswa Cerdas di Inggris Tak Bisa Menulis Esai dan anda bisa menemukan artikel Mahasiswa Cerdas di Inggris Tak Bisa Menulis Esai ini dengan url http://dwiwahyufebrianto.blogspot.com/2012/03/mahasiswa-cerdas-di-inggris-tak-bisa.html, Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Mahasiswa Cerdas di Inggris Tak Bisa Menulis Esai ini sangat bermanfaat bagi teman-teman Anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link postingan Mahasiswa Cerdas di Inggris Tak Bisa Menulis Esai sebagai sumbernya.
0 komentar:
Posting Komentar