
Image: corbis.com
JAKARTA - Apakah kamu masih gagal ketika melamar beasiswa Dikti? Jika ya, pastikan dahulu peringkat kampus incaranmu. Sebab, peringkat universitas juga akan menjadi salah satu pertimbangan kelulusanmu.
Ketika akan melamar beasiswa besutan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini, pastikan kamu memilih kampus dengan peringkat yang lebih baik dari kampus-kampus yang ada di Tanah Air. Caranya mudah kok, simak saja QS Top Universities Rangking.
Mengapa begitu? Salah satu pemateri dalam Workshop Pembinaan karir Dosen melalui Studi Lanjut Ke Luar Negeri di Universitas Diponegoro (Undip) Muhammad Nur menjelaskan, mengecek peringkat kampus tujuan sangat efektif, mengingat semakin baik rangking kampus yang kamu pilih maka kemungkinan penilaian atas aplikasi beasiswamu juga makin bagus.
"Selain peringkat kampus tujuan, ada beberapa tolok ukur juga yang dapat menentukan apakah lamaran beasiswa seseorang diterima atau tidak. Untuk dosen misalnya status kepegawaian. Jika berstatus pegawai negeri sipil (PNS), maka dia akan mendapatkan bobot lebih besar dibandingkan dengan yang calon pegawai negeri sipil (CPNS)," ungkap Nur seperti dikutip dari keterangan tertulis Undip kepada okezone, Kamis (17/11/2011).
Pria yang pernah menempuh studi di Prancis ini menjelaskan, 'koleksi' publikasi di jurnal ilmiah baik lokal, nasional, maupun internasional turut menyumbang nilai pada aplikasi beasiswamu. Sedangkan nilai TOEFL dan IELTS akan menjadi parameter kemampuanmu dalam berbahasa Inggris.
Poin lainnya, kamu pun harus jeli memilih negara dengan peluang penerimaan beasiswa lebih besar. Dia menyebut, negara-negara tersebut misalnya Jepang, Taiwan, dan Thailand.
Syarat lainnya adalah proposal penelitian. Siapkanlah proposal penelitian sebaik mungkin, ambil tema yang spesifik dan unik.
"Kemudian, berkomunikasi dengan supervisor di kampus tujuan juga sangat membantu dalam proses mendapatkan sekolah atau universitas yang baik. Mendapatkan supervisor dapat dilakukan dengan mencari informasi lewat website," ujar Dekan FMIPA Undip ini.
Proposal penelitian sendiri memiliki bobot penilaian 20 persen dari total penilaian aplikasi beasiswa. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan proposal tersebut adalah metodologi yang digunakan, topik penelitian, dan originalitas penelitian
Dia mengilustrasikan, proposal riset ini merupakan sebuah rencana aksi yang terdiri atas kunci-kunci penting dari suatu proses riset dan juga informasi bagi pembaca dalam mengevaluasi proposal riset. Siklus penelitian tersebut biasanya melalui tahap research question, hipotesis, research design, measurement, data collection, data analysis, dan generalization yang akhirnya akan menemukan sebuah gagasan tentang teori baru.
Tahap selanjutnya adalah wawancara yang akan menilai kecerdasan dan kekuatan kepribadian dari calon penerima beasiswa. Pewawancara akan mencari tahu kemampuan pelamar dalam beradaptasi ketika kuliah di luar negeri.
"Jangan sampai baru menjalani beberapa waktu sudah tidak betah karena ingat dengan keluarga. Calon yang seperti itu tidak akan masuk kualifikasi," imbuhnya.
Mantan Pembantu Rektor Undip ini memaparkan, strategi lainnya adalah dalam menentukan lama studi, ketersediaan program studi, keahlian pengajar, reputasi akreditasi, lokasi kampus, cuaca, biaya studi, dan biaya hidup.
Faktor lain yang perlu diperhatikan termasuk juga sarana transportasi, asrama, metode program full/partime, waktu mulai program studi, jumlah mahasiswa asing, serta kesempatan tambahan seperti pendidikan anak dan peluang kerja paruh waktu.
Selamat melamar beasiswa!(rfa)
Ketika akan melamar beasiswa besutan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini, pastikan kamu memilih kampus dengan peringkat yang lebih baik dari kampus-kampus yang ada di Tanah Air. Caranya mudah kok, simak saja QS Top Universities Rangking.
Mengapa begitu? Salah satu pemateri dalam Workshop Pembinaan karir Dosen melalui Studi Lanjut Ke Luar Negeri di Universitas Diponegoro (Undip) Muhammad Nur menjelaskan, mengecek peringkat kampus tujuan sangat efektif, mengingat semakin baik rangking kampus yang kamu pilih maka kemungkinan penilaian atas aplikasi beasiswamu juga makin bagus.
"Selain peringkat kampus tujuan, ada beberapa tolok ukur juga yang dapat menentukan apakah lamaran beasiswa seseorang diterima atau tidak. Untuk dosen misalnya status kepegawaian. Jika berstatus pegawai negeri sipil (PNS), maka dia akan mendapatkan bobot lebih besar dibandingkan dengan yang calon pegawai negeri sipil (CPNS)," ungkap Nur seperti dikutip dari keterangan tertulis Undip kepada okezone, Kamis (17/11/2011).
Pria yang pernah menempuh studi di Prancis ini menjelaskan, 'koleksi' publikasi di jurnal ilmiah baik lokal, nasional, maupun internasional turut menyumbang nilai pada aplikasi beasiswamu. Sedangkan nilai TOEFL dan IELTS akan menjadi parameter kemampuanmu dalam berbahasa Inggris.
Poin lainnya, kamu pun harus jeli memilih negara dengan peluang penerimaan beasiswa lebih besar. Dia menyebut, negara-negara tersebut misalnya Jepang, Taiwan, dan Thailand.
Syarat lainnya adalah proposal penelitian. Siapkanlah proposal penelitian sebaik mungkin, ambil tema yang spesifik dan unik.
"Kemudian, berkomunikasi dengan supervisor di kampus tujuan juga sangat membantu dalam proses mendapatkan sekolah atau universitas yang baik. Mendapatkan supervisor dapat dilakukan dengan mencari informasi lewat website," ujar Dekan FMIPA Undip ini.
Proposal penelitian sendiri memiliki bobot penilaian 20 persen dari total penilaian aplikasi beasiswa. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan proposal tersebut adalah metodologi yang digunakan, topik penelitian, dan originalitas penelitian
Dia mengilustrasikan, proposal riset ini merupakan sebuah rencana aksi yang terdiri atas kunci-kunci penting dari suatu proses riset dan juga informasi bagi pembaca dalam mengevaluasi proposal riset. Siklus penelitian tersebut biasanya melalui tahap research question, hipotesis, research design, measurement, data collection, data analysis, dan generalization yang akhirnya akan menemukan sebuah gagasan tentang teori baru.
Tahap selanjutnya adalah wawancara yang akan menilai kecerdasan dan kekuatan kepribadian dari calon penerima beasiswa. Pewawancara akan mencari tahu kemampuan pelamar dalam beradaptasi ketika kuliah di luar negeri.
"Jangan sampai baru menjalani beberapa waktu sudah tidak betah karena ingat dengan keluarga. Calon yang seperti itu tidak akan masuk kualifikasi," imbuhnya.
Mantan Pembantu Rektor Undip ini memaparkan, strategi lainnya adalah dalam menentukan lama studi, ketersediaan program studi, keahlian pengajar, reputasi akreditasi, lokasi kampus, cuaca, biaya studi, dan biaya hidup.
Faktor lain yang perlu diperhatikan termasuk juga sarana transportasi, asrama, metode program full/partime, waktu mulai program studi, jumlah mahasiswa asing, serta kesempatan tambahan seperti pendidikan anak dan peluang kerja paruh waktu.
Selamat melamar beasiswa!(rfa)
source : http://kampus.okezone.com/read/2011/11/17/368/530761/tips-tembuskan-aplikasi-beasiswa

Anda sedang membaca artikel tentang Tips Tembuskan Aplikasi Beasiswa dan anda bisa menemukan artikel Tips Tembuskan Aplikasi Beasiswa ini dengan url http://dwiwahyufebrianto.blogspot.com/2011/11/tips-tembuskan-aplikasi-beasiswa_22.html, Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Tips Tembuskan Aplikasi Beasiswa ini sangat bermanfaat bagi teman-teman Anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link postingan Tips Tembuskan Aplikasi Beasiswa sebagai sumbernya.
0 komentar:
Posting Komentar