Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Penderita Penyakit TBC yang Berujung Kematian

Written By peb bryant on Kamis, 17 November 2011 | 07.03

Edi di rumah sebelum mengembuskan napas terakhirnya (Foto: Yasser/okezone)
Edi di rumah sebelum mengembuskan napas terakhirnya (Foto: Yasser/okezone)
SERANG- Seorang penyakit Tuberculosis (TBS) bernama Edi Supriyadi warga Serang, Banten, terpaksa harus merenggang nyawa setelah tidak mendapat perawatan maksimal.

Nahasnya dia terpaksa dibawa pulang setelah Rumah Sakit Umum Daerah Serang tidak memiliki ruangan khusus TBC.

Ini bermula saat Edi menderita penyakit TBC akut. Berasal dari keluarga tidak mampu, membuat Edi harus menahan sakitnya di rumah. Namun berkat bantuan teman-temannya, Edi dimasukkan ke Rumah Sakit Sari Asih Serang.

Sepekan berlalu Edi menjalani perawatan di ruang isolasi kelas 2, tetapi lagi-lagi biaya yang menjadi kendala. Dalam kurun waktu tersebut, pengobatan Edi mencapai Rp7,5 juta.

Menipisnya keterbatasan dana, atas kesepatakan akhirnya Edi dipindahkan ke RSUD Serang. Nahasnya, rumah sakit pemerintah tersebut tidak memiliki ruang khusus bagi penderita TBC.

Mau tidak mau, Edi harus masuk ke ruang VIP. Penderitaan Edi tidak sampai di sana, kartu Jamkesda yang dimilikinya tidak berlaku dan penderita harus menebus obat yang terbilang mahal.

Selama 20 hari bertahan di rumah sakit, uang kumpulan tersebut pun semakin menipis. Karena tak sanggup menangani biaya, Edi kembali harus dipindahkan ke ‘kamar khusus’ dengan mengontrak sebuah rumah sembari pengobatan berjalan.

Tiga hari berjalan, sang pemilik kontrakan yang juga perawat di RSUD Serang, mengusir Edi karena penyakitnya yang diduga menular. Edi pun dibawa ke puskesmas Kecamatan Serang.

Penolakan pun dilakukan pihak puskesmas. Akhirnya Edi terpaksa dibawa pulang di rumahnya yang hanya berdinding triplek bekas dan gabungan dari spanduk-spanduk bekas.

Kedua anaknya Eka (kelas 2 SMP) dan Dwi (kelas 5 SD), senang saat kemarin malam ayahnya kembali, namun Kamis (17/11/2011) sore suasana berubah 180 derajat. Edi mengembuskan napas terakhirnya di kediamannya.

Kedua anaknya yang masih kecil tak mampu menahan tangisnya. Pilu terdengar tangisan kedua anaknya itu. Akhirnya penderitaan Edi berujung dengan kematian.
(kem)

source : http://news.okezone.com/read/2011/11/17/340/530925/penderita-penyakit-tbc-yang-berujung-kematian 

Tolong dibaca terlebih dahulu !

Anda sedang membaca artikel tentang Penderita Penyakit TBC yang Berujung Kematian dan anda bisa menemukan artikel Penderita Penyakit TBC yang Berujung Kematian ini dengan url http://dwiwahyufebrianto.blogspot.com/2011/11/penderita-penyakit-tbc-yang-berujung.html, Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Penderita Penyakit TBC yang Berujung Kematian ini sangat bermanfaat bagi teman-teman Anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link postingan Penderita Penyakit TBC yang Berujung Kematian sebagai sumbernya.

0 komentar:

Posting Komentar