
Ilustrasi
Laporan keuangan di Indonesia hingga saat ini belum menggunakan standar pelaporan keuangan internasional yang diadaptasi oleh badan standar akuntansi internasional karena kualitas sumber daya manusia yang belum memadai. "Sebagai salah satu negara anggota G20, Indonesia telah mempromosikan standar pelaporan keuangan internasional atau IFRS sejak 2008 untuk menghadapi tantangan globalisasi dalam bidang akuntansi," kata dewan standar akuntansi keuangan ikatan akuntan Indonesia (IAI) Roy Iman Wirahardja dalam diskusi di Jakarta, Selasa (18/10).
Ia menyatakan, hingga saat ini Indonesia belum mampu menerapkan standar pelaporan tersebut karena memiliki keterbatasan tenaga pengajar serta aturan yang jelas untuk mendukung implementasi standar tersebut. "Masih membutuhkan kesiapan semua pihak, dari manajemen akuntan, akuntan pendidik, akuntan publik masih perlu waktu untuk belajar, dan pemerintah sebagai regulator juga perlu waktu menyesuaikan peraturan," ujar Roy.
Padahal, Roy menjelaskan, standar pelaporan akuntansi yang sama sangat diperlukan dalam era globalisasi, karena dengan demikian negara lain dapat memberikan kepercayaan dan tidak memandang rendah kredibilitas laporan keuangan Indonesia. "Kalau negara lain tidak mempercayai laporan keuangan kita, maka lembaga luar negeri kalau ingin memberikan pinjaman ke Indonesia ada risk margin, sehingga ongkosnya lebih mahal karena unsur bahasanya tidak diketahui dan pajak yang dibayar lebih tinggi sebagai negara yang menanggung resiko," ujar Roy.
Ia menjelaskan, apabila standar tersebut bisa diterapkan di Indonesia maka akan memberikan panduan kepada para akuntan untuk menampilkan hasil laporan keuangan sesuai bahasa baku yang sudah disepakati dalam dunia internasional. "Jadi ada kodefikasi standar dari IAI, standar itu memberikan paduan kalau akuntan manajemen mau menampilkan laporan keuangan sesuai dengan bahasa yang sudah baku harus mengacu pada itu," katanya.
Roy mengharapkan, pada 2012, standar ini sudah mulai diterapkan secara bertahap dan saat ini IAI sedang menyiapkan kurikulum pendidikan lanjutan untuk meningkatkan kemampuan para akuntan agar mudah menerapkan aturan internasional ini. "Kita telah melakukan implementasi gradual dari 2008 hingga 2012. Setiap tahun ada standar akuntansi yang baru agar tidak terlalu goncang dan nantinya ada kesiapan apabila nanti benar-benar diterapkan. Saat ini persiapan standar ini sudah 95 persen," ujarnya. (Ant)
source : http://ekonomi.tvonenews.tv/berita/view/50177/2011/10/18/wah_ri_belum_pakai_standar_pelaporan_keuangan_internasional.tvOne

Anda sedang membaca artikel tentang Wah, RI Belum Pakai Standar Pelaporan Keuangan Internasional dan anda bisa menemukan artikel Wah, RI Belum Pakai Standar Pelaporan Keuangan Internasional ini dengan url http://dwiwahyufebrianto.blogspot.com/2011/10/wah-ri-belum-pakai-standar-pelaporan.html, Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Wah, RI Belum Pakai Standar Pelaporan Keuangan Internasional ini sangat bermanfaat bagi teman-teman Anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link postingan Wah, RI Belum Pakai Standar Pelaporan Keuangan Internasional sebagai sumbernya.
0 komentar:
Posting Komentar